Kesetimbangan Kimia (Bagian 1)
![]() |
Awan merupakan salah satu siklus air |
Postingan kali ini merupakan artikel tentang kesetimbangan kimia. Akan dituliskan dalam beberapa bagian, agar memudahkan kalian memahami tentang bab atau materi Kesetimbangan Kimia yang biasanya diajarkan di kelas 11 SMA dalam mata pelajaran Kimia. Salah satu contoh peristiwa kesetimbangan adalah siklus air. Siklus air yang terjadi secara alamiah menyebabkan jumlah air di bumi relatif tetap, hanya terjadi perubahan wujud dan tempat saja. Tahapan dalam siklus air yaitu penguapan dan hujan merupakan salah satu contoh kesetimbangan yang terjadi di alam.
Di dalam kimia industri, memahami kesetimbangan sangat diperlukan. Dengan memahami kesetimbangan kimia maka biaya operasianal sebuah industri dalam menghasilkan suatu bahan kimia dapat diefisienkan. Artinya biaya sedikit namun dapat menghasilkan produk yang banyak. 😀mirip ekonomi ya?
Konsep Kesetimbangan Kimia
Ada 3 konsep yang harus diketahui dalam kesetimbangan kimia. Yang pertama yaitu reaksi reversibel dan rekasi irreversibel, kedua konsep keadaan setimbang, dan yang ketiga kesetimbangan homogen dan heterogen. Selajutnya mari kita bahas satu-persatu konsep-konsep di atas. Yuk mari😁
1, Reaksi reversibel dan irreversibel
Berdasarkan arahnya suatu reaksi kimia dibedakan menjadi 2 yaitu reaksi dua arah (reversibel) dan reaksi satu arah (irreversibel).
Reaksi Reversibel
Pada reaksi reversibel zat hasil reaksi (produk) dapat bereaksi kembali membetuk zat pereaksi (reaktan) biasanya antara produk dan reaktan dihubungkan tanda panah ⇋. Salah satu contoh reaksi yang reversibel adalah reaksi antara Timbal (II) Sulfat dengan Natrium Iodida. Timbal (II) sulfat ini berbentuk serbuk sedangkan Natrium Iodida berbentuk larutan. Persamaan reaksinya dapat dituliskan seperti di bawah ini.
Reaksi ke kanan akan menghasilkan endapan Timbal (II) Iodida yang berwarna kuning. Sebaliknya reaksi ke kiri menghasilkan endapan Timbal (II) Sulfat yang berwarna putih. Atau untuk lebih jelasnya tolong disimak gambar di bawah ini. Reaksi ke kanan adalah bagian atas dan kekiri adalah bagian bawah.
Reaksi Irreversibel
Reaksi ini berjalan satu arah. Zat hasil reaksi (produk) tidak dapat diubah kembali menjadi pereaksi. Biasanya antara reaktan dan produk dihubungkan tanda panah ➝. Contoh reaksi ini dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali. Diantara contoh reaksi ini adalah kayu yang dibakar menjadi abu, abu tidak bisa diubah menjadi kay. Kertas yang dibakar menjadi abu, abu tidak bisa diubah menjadi kertas kembali. Contoh lain adalah besi berkarat, fermentasi singkong, dll.
2. Keadaan Setimbang
Keadaan setimbang adalah keadaan pada sebuah reaksi yang secara mikroskopis tidak teramati lagi. Reaksi seolah-olah sudah selesai atau berhenti. Keadaan setimbang ini adalah keadaan yang laju reaksi pembentukan produk (Reaksi ke kanan) sama dengan laju pembentukan reaktannya (Reaksi ke kiri). Ada beberapa syarat agar keadaan setimbang ini dapat dipenuhi yaitu :
1. Berupa reaksi reversibel. Jika reaksi maju (pembentukan produk/reaksi ke kanan) dan reaksi balik (pembentukan reaktan/ reaksi ke kiri) terjadi bersamaan tanpa pengaruh dari luar.
2. Bersifat Dinamis. Reaksi terjadi terus-menerus dalam dua arah dengan laju reaksi sama.
3. Dilakukan dalam sistem tertutup. Sistem yang memungkinkan zat reaktan dan produk tidak ada yang meninggalkan sistem.
Keadaan setimbang dapat ditunjukkan oleh grafik seperti di bawah ini :
Awal Reaksi
Pada awal reaksi atau awal pencampuran reaktan, ketika P dan Q mulai bereaksi produk R belum terbentuk.
Daerah Kinetik
Ketika produk R mulai terbentuk, reaksi kebalikan mungkin saja terjadi. Konsentrasi R mulai bertambah. Ketika reaksi hampir mencapai kesetimbangan laju pembentukan produk R semakin melambat. Reaksinya dapat ditulis sebagai berikut:
Keadaan setimbang dapat ditunjukkan oleh grafik seperti di bawah ini :
![]() |
Perubahan konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi menuju keadaan setimbang |
Pada awal reaksi atau awal pencampuran reaktan, ketika P dan Q mulai bereaksi produk R belum terbentuk.
P + Q ===> R
Daerah Kinetik
Ketika produk R mulai terbentuk, reaksi kebalikan mungkin saja terjadi. Konsentrasi R mulai bertambah. Ketika reaksi hampir mencapai kesetimbangan laju pembentukan produk R semakin melambat. Reaksinya dapat ditulis sebagai berikut:
P + Q <=|===> R
Daerah Kesetimbangan
Titik akhir yang tercapai pada saat laju pembentukan produk sama dengan laju pembentukan reaktannya. Di titik ini tidak ada perubahan konsentrasi pada setiap spesi. Reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut :
P + Q <===> R
![]() |
Grafik perubahan laju reaksi terhadap waktu pada reaksi 2 arah |
V1 adalah laju pembentukan produk, V2 adalah laju pembentukan reaktan. Kesetimbangan dapat tercapai pada saat V1 = V2.
3. Kesetimbangan Homogen dan Heterogen
Reaksi kesetimbangan ada dua jenis, yaitu kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen. Kesetimbangan homogen adalah reaksi kesetimbangan antar semua komponen yang berfasa sama yaitu dapat berwujud gas atau larutan. Contoh reaksi kesetimbangan homogen adalah :
Sedangkan untuk kesetimbangan heterogen adalah reaksi kesetimbangan yang komponen senyawa dalam reaksi terdiri dari 2 fasa atau lebih. Umumnya melibatkan komponen berfasa padat-gas atau cair-gas. Contohnya adalah :
Demikianlah postingan mengenai Kesetimbangan Kimia bagian 1, semoga bermanfaat.😀
0 Response to "Kesetimbangan Kimia (Bagian 1)"
Posting Komentar